News

Google Kembangkan Mesin Pencari Berteknologi AI Generatif, Inilah Perbedaannya

101
×

Google Kembangkan Mesin Pencari Berteknologi AI Generatif, Inilah Perbedaannya

Share this article
Mengenal AI Generatif Milik Google

OpenAI membuat gebrakan di dunia teknologi dengan kemunculan ChatGPT. Hal ini membuat Google seperti kebakaran jenggot. Lantas, perusahaan teknologi terbesar ini mengumumkan bahwa sedang dalam proses pengembangan mesin pencari yang terintegrasi dengan AI generatif.

Lantas, apa perbedaan teknologi kecerdasan buatan ini dengan mesin pencari Google yang biasa? Temukan jawabannya di artikel ini.

Inovasi Mesin Pencari Google dengan AI Generatif

Mesin Pencarian Google Bakal Dibantu AI Generatif

Inovasi ini sebenarnya bukan produk pertama Google yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Baru-baru ini, Google mengumumkan perilisan Bard.

Bard adalah teknologi chatbot yang kurang lebih memiliki fungsi yang sama seperti ChatGPT. Akan tetapi, Bard masih dalam tahap pengujian.

Google tentu tidak ingin kalah saing dengan ChatGPT. Ini karena banyak orang yang memiliki pemikiran bahwa AI identik dengan ChatGPT.

Google ingin mengubah persepsi ini dan berupaya untuk merebut kembali posisinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di dunia teknologi. Google tidak ingin tampak seperti pengikut OpenAi karena lambat dalam perilisan teknologi Artificial Intelligence.

Oleh karena itu, Google lebih serius dalam pengembangan mesin pencari berbasis teknologi AI ini. Bahkan Google juga sempat melibatkan Geoffrey Hinton yang dikenal sebagai Father of AI.

Mesin pencari baru ini tetap menggunakan search bar yang sama seperti mesin pencari biasanya. Jadi, teknologi ini tidak menggunakan chatbot yang terpisah seperti yang digunakan oleh Bing.

Mesin pencari ini tidak hanya bisa menampilkan artikel dari berbagai sumber. Akan tetapi, mesin ini juga bisa menjawab pertanyaan pengguna terkait rekayasa software.

Selain itu, mesin pencari ini juga bisa melakukan pencarian musik. Selanjutnya, fitur lain yang akan ada di proyek ini adalah Search Along. Fitur ini memiliki kemampuan untuk melakukan scanning terhadap halaman website yang dibaca oleh pengguna.

Sehingga, chatbot bisa menampilkan informasi yang akurat dan personal sesuai dengan apa yang pengguna lihat.

Proyek Magi AI Generatif Google untuk menyaingi Microsoft Bing

AI Generatif Akan Menyaingi Kompetitornya

Dalam rangka pengembangan mesin pencari AI generatif ini, Google melibatkan kurang lebih 160 orang. Adapun nama proyek ini adalah Magi.

Tampaknya, Google memang mengembangkan proyek Magi ini untuk menyaingi Microsoft Bing yang telah lebih dahulu mengadopsi teknologi AI.

Karena telah terintegrasi dengan ChatGPT, Bing mengalami peningkatan kunjungan. Tentu Google tidak menginginkan hal ini karena bisa mengancam dominasi mesin pencari miliknya.

Apalagi ada rumor yang mengatakan bahwa Samsung akan menggunakan Bing sebagai opsi default mesin pencari di perangkatnya. Jika rumor ini benar, hal ini akan membuat Google semakin khawatir terhadap keberlangsungan mesin pencari miliknya.

Kabarnya, Google akan mengumumkan perkembangan proyek Magi bulan depan. Selain itu, Google juga akan melakukan uji coba fitur ini untuk satu juta orang di Amerika Serikat.

Selanjutnya, Google akan menguji coba fitur ini untuk 30 juta orang pada akhir tahun ini.

Proyek mesin pencari berteknologi AI masih dalam tahap pengembangan dan uji coba.”

Perbedaan Mesin Pencari AI dan Mesin Pencari Biasa

Mengenal Perbedaan AI Generatif dengan Mesin Pencarian Biasa

Perbedaan AI generatif dengan mesin pencari biasa adalah pada hasil yang ditampilkan. Dengan teknologi AI, pengguna bisa memperoleh jawaban dari AI terkait kata kunci yang mereka cari.

Google akan menampilkan tanggapan AI ini pada bagian atas. Kemudian, pengguna juga bisa menanyakan hal lain terkait hasil tanggapan AI tersebut.

Sebenarnya Google agak ragu dalam pengembangan AI untuk mesin pencari. Ini karena AI mempunyai banyak resiko. Misalnya, AI mungkin menampilkan hasil yang tidak akurat atau juga informasi yang salah.

Namun, berkaca pada kesuksesan ChatGPT, Google mengembangkan AI untuk mendukung kinerja mesin pencari. Dengan begitu, pengguna bisa memperoleh pengalaman pencarian informasi yang lebih mudah.

Namun, Google tidak akan menggunakan chatbot seperti yang ada pada Bing. Google melakukan hal ini untuk meminimalisir adanya informasi palsu yang akan tampil di mesin pencari.

Jadi, AI hanya akan menampilkan jawaban yang bersumber pada situs resmi. Upaya ini adalah untuk mempertahankan kepercayaan pengguna akan informasi berkualitas yang Google tampilkan di mesin pencari.

Produk AI Google yang Telah Berhasil Dikembangkan

Sebenarnya, Google selama ini tidak berdiam diri terkait pengembangan AI yang terkesan lamban. Perusahaan ini bahkan telah menggunakan AI dalam 25 produknya.

Adapun contoh produk-produk tersebut adalah vertex AI, AutoML, Cloud Natural Language, Speech-to-text, translation AI, Video AI, Deep learning Containers, Document AI, dan lain-lain.

Bulan Maret lalu, Google juga mengenalkan chatbot Bernama Bard. Pengguna bisa meminta Bard untuk membuat email, artikel, maupun menjawab pertanyaan.

Selain itu, Google juga telah mengintegrasikan kecerdasan buatan ke Google Workspace, Google Docs, Spreadsheet, dan juga Gmail.

Dengan berbagai produk berbasis kecerdasan buatan ini, Google berkomitmen untuk mengembangkan teknologi AI yang semakin baik lagi.

Apalagi ChatGPT memiliki kelemahan, yakni basis data terbatas hingga tahun 2021 saja. Tentu Google bisa memanfaatkan kelemahan ini untuk menciptakan mesin pencari AI dengan hasil yang lebih akurat tanpa adanya informasi palsu.Nantinya, teknologi AI generatif merupakan inovasi yang menarik dan berguna untuk semua pengguna mesin pencari. Lantas siapa yang nantinya menjadi pemenang persaingan mesin pencari berteknologi kecerdasan buatan ini? tentu tidak bisa diprediksi karena Google, OpenAI, dan juga perusahaan lain sedang berkompetisi mewujudkan mesin pencari dengan akurasi tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *